Hampir Negara di seluruh Dunia sedang diresahkan dengan adanya Corona
Virus (Covid19), virus ini pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Tiongkok pada akhir bulan Desember 2019 dan telah ditetapkan sebagai
Pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Virus ini juga telah meyebabkan
kematian hampir 28.000 jiwa di Tiongkok, tidak sampai disitu virus corona juga
telah menyebar ke berbagai Negara di Dunia. Sehingga seluruh Dunia menjadi
waspada sekaligus panik akan tertular virus corona ini. Hampir Negara di
seluruh dunia berupaya penuh untuk meminimalisir penularan virus corona ini.
Beberapa upaya telah dilakukan seperti Lockdown yang dilakukan di Kota Wuhan
sendiri hingga negara yang lain dan saat ini virus corona telah menjadi wabah
di Indonesia hampir 5.000 orang di Indonesia telah terinfeksi. Seperti halnya
Negara lain Pemerintah Indonesia juga melakukan berbagai upaya untuk
penanggulangan wabah ini, dari mulai melakukan sosial distancing, sampai
menghimbau seluruh masyarakat untuk tinggal dirumah. Namun masih ada yang tidak
mematuhi dan bahkan masih sering kluyuran di luar rumah untuk hal yang tidak
penting, kurangnya edukasi dan penjelasan pada masyarakat menjadikan masyarakat
kurang disiplin apalagi untuk warga/ masyarakat menengah ke bawah yang harus
bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Di Indonesia
sendiri efek dari Pandemi Corona ini sangat terasa. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
( UMKM) justru menjadi sektor paling
rentan kena hantaman pandemi virus corona. Sektor ini disebut ekonom tak bisa
lagi menjadi penyangga perekonomian seperti saat krisis ekonomi dan keuangan
1998 dan 2008. Jumlah UMKM yang tersebar di Indonesia sebanyak 62,9 juta unit
yang meliputi perdagangan, pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan,
pertambangan, pengolahan, bangunan, komunikasi, hotel, restoran dan jasa-jasa.
Namun karena pandemi corona ini sudah tidak bisa dihindari lagi, apalagi untuk
kasusnya makin hari makin tinggi. Upaya Pemerintah untuk membantu perekonomian
dengan memberikan bantuan dirasa masih kurang bagi sebagian masyarakat. Akibat
dari pandemi corona ini sudah dirasakan sebagian orang yang memiliki usaha
khususnya untuk usaha mikro, kecil dan menengah. Mereka harus kehilangan
custumernya dan berkurangnya pendapatan setiap harinya. Saat Indonesia
mengalami krisis moneter 1998, UMKM menjadi penyangga ekonomi nasional.
Menyerap tenaga kerja, dan menggerakan perekonomian. Sementara 2008 di masa
krisis keuangan global, UMKM tetap kuat menopang perekonomian.
Namun, sektor ini tetap tak bisa menahan krisis
yang disebabkan Covid-19, kata Ekonom Senior Institute for Development of
Economic and Finance (INDEF).
Saat ini yang perlu dilakukan pemerintah adalah
mengendalikan penyebaran Covid-19. Sebab, menahan laju penyebaran Covid-19 akan
berpengaruh terhadap perekonomian. Pemerintah tengah menyiapkan
bantuan sosial sektor informal dan stimulus ekonomi bagi Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah, UMKM untuk menjaga daya beli di tengah tekanan ekonomi akibat wabah
Covid-19.
Status
tanggap darurat yang diterapkan di beberapa wilayah akibat wabah virus corona,
membuat pekerja di sektor informal dan UMKM tak bekerja dan terpaksa pulang
kampung . Pada kedua unit usaha tersebut,
lingkup usaha mikro yang paling besar terdampak adalah usaha mikro pada unit
usaha makanan dan minuman sebesar 27 persen dan kerajinan dari kayu dan rotan
sebesar 17,03 persen. Persoalan yang dihadapi UMKM beragam,
mulai dari turunnya omzet penjualan, kesulitan bahan baku, turunnya
permintaan, hingga sulitnya pendistribusian. Angka tersebut diperkirakan
meningkat jika persoalan-persoalan tersebut tidak segera ditangani.
Di sisi lain, bisnis juga terhambat dengan adanya langkah pembatasan sosial
atau social distancing untuk
memutus mata rantai penyebaran virus korona.
Kebijakan
pemerintah membatasi pergerakan masyarakat dan imbauan agar masyarakat tetap
berada di rumah bisa menyebabkan aktivitas ekonomi menjadi berkurang. Hal itu
tampak dari sepinya pembeli di warung, pertokoan, hingga pusat perbelanjaan.
Bahkan, sejumlah pusat perbelanjaan telah memutuskan tutup sementara. Ujungnya,
pendapatan pelaku UMKM menjadi berkurang.
Tak hanya bersandar pada kelonggaran kredit
dari pemerintah, pengusaha UMKM juga bisa melakukan beragam terobosan dan
strategi agar dapat bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini. Salah satunya
dengan lebih mengoptimalkan platform digital dalam kegiatan pemasarannya. Dengan
memanfaatkan platform digital, para pelaku UMKM akan memiliki kesempatan yang
sama dengan pelaku usaha lain untuk menjual produknya. Pemanfaatan platform
digital juga menguntungkan UMKM karena dapat menghemat biaya operasional.
Selain itu, UMKM sebaiknya juga berfokus atau memprioritaskan layanan pada
kelompok pelanggan yang loyal. Krisis akibat
pandemi virus korona bisa menjadi ujian ketangguhan bagi pelaku UMKM sekaligus
tantangan dan peluang. Kejelian pelaku usaha melihat peluang dari setiap
peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat menjadi kunci bertahan atau
tidaknya UMKM menghadapi tantangan ekonomi saat ini.
Sebenarnya
jika kasus ini ditangani lebih baik mungkin tidak akan mengakibatkan sektor
ekonomi terpuruk. Namun untuk penanganan Virus Corona di Indonesia ini dinilai kurang
mendapat perhatian lebih. Sekalipun Pemerintah sudah berupaya penuh untuk menangani
Pandemi Corona namun masyarakat juga harus bekerja sama untuk tetap menerapkan
protokol kesehatan yang sudah dihimbau oleh Pemerintah juga, seperti jaga
jarak, rajin mencuci tangan dan tetap menjaga kesehatan itu yang penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar