Rabu, 15 Juli 2020

Virus Corona : Dampak UMKM di Indonesia



Hampir Negara di seluruh Dunia sedang diresahkan dengan adanya Corona Virus (Covid19), virus ini pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada akhir bulan Desember 2019 dan telah ditetapkan sebagai Pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Virus ini juga telah meyebabkan kematian hampir 28.000 jiwa di Tiongkok, tidak sampai disitu virus corona juga telah menyebar ke berbagai Negara di Dunia. Sehingga seluruh Dunia menjadi waspada sekaligus panik akan tertular virus corona ini. Hampir Negara di seluruh dunia berupaya penuh untuk meminimalisir penularan virus corona ini. Beberapa upaya telah dilakukan seperti Lockdown yang dilakukan di Kota Wuhan sendiri hingga negara yang lain dan saat ini virus corona telah menjadi wabah di Indonesia hampir 5.000 orang di Indonesia telah terinfeksi. Seperti halnya Negara lain Pemerintah Indonesia juga melakukan berbagai upaya untuk penanggulangan wabah ini, dari mulai melakukan sosial distancing, sampai menghimbau seluruh masyarakat untuk tinggal dirumah. Namun masih ada yang tidak mematuhi dan bahkan masih sering kluyuran di luar rumah untuk hal yang tidak penting, kurangnya edukasi dan penjelasan pada masyarakat menjadikan masyarakat kurang disiplin apalagi untuk warga/ masyarakat menengah ke bawah yang harus bekerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Di Indonesia sendiri efek dari Pandemi Corona ini sangat terasa. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM)  justru menjadi sektor paling rentan kena hantaman pandemi virus corona. Sektor ini disebut ekonom tak bisa lagi menjadi penyangga perekonomian seperti saat krisis ekonomi dan keuangan 1998 dan 2008. Jumlah UMKM yang tersebar di Indonesia sebanyak 62,9 juta unit yang meliputi perdagangan, pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pengolahan, bangunan, komunikasi, hotel, restoran dan jasa-jasa. Namun karena pandemi corona ini sudah tidak bisa dihindari lagi, apalagi untuk kasusnya makin hari makin tinggi. Upaya Pemerintah untuk membantu perekonomian dengan memberikan bantuan dirasa masih kurang bagi sebagian masyarakat. Akibat dari pandemi corona ini sudah dirasakan sebagian orang yang memiliki usaha khususnya untuk usaha mikro, kecil dan menengah. Mereka harus kehilangan custumernya dan berkurangnya pendapatan setiap harinya. Saat Indonesia mengalami krisis moneter 1998, UMKM menjadi penyangga ekonomi nasional. Menyerap tenaga kerja, dan menggerakan perekonomian. Sementara 2008 di masa krisis keuangan global, UMKM tetap kuat menopang perekonomian.
Namun, sektor ini tetap tak bisa menahan krisis yang disebabkan Covid-19, kata Ekonom Senior Institute for Development of Economic and Finance (INDEF).
            Saat ini yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengendalikan penyebaran Covid-19. Sebab, menahan laju penyebaran Covid-19 akan berpengaruh terhadap perekonomian. Pemerintah tengah menyiapkan bantuan sosial sektor informal dan stimulus ekonomi bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, UMKM untuk menjaga daya beli di tengah tekanan ekonomi akibat wabah Covid-19.
Status tanggap darurat yang diterapkan di beberapa wilayah akibat wabah virus corona, membuat pekerja di sektor informal dan UMKM tak bekerja dan terpaksa pulang kampung . Pada kedua unit usaha tersebut, lingkup usaha mikro yang paling besar terdampak adalah usaha mikro pada unit usaha makanan dan minuman sebesar 27 persen dan kerajinan dari kayu dan rotan sebesar 17,03 persen. Persoalan yang dihadapi UMKM  beragam, mulai  dari turunnya omzet penjualan, kesulitan bahan baku, turunnya permintaan, hingga sulitnya pendistribusian. Angka tersebut diperkirakan meningkat jika persoalan-persoalan tersebut tidak segera ditangani. Di sisi lain, bisnis juga terhambat dengan adanya langkah pembatasan sosial atau social distancing untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona.
Kebijakan pemerintah membatasi pergerakan masyarakat dan imbauan agar masyarakat tetap berada di rumah bisa menyebabkan aktivitas ekonomi menjadi berkurang. Hal itu tampak dari sepinya pembeli di warung, pertokoan, hingga pusat perbelanjaan. Bahkan, sejumlah pusat perbelanjaan telah memutuskan tutup sementara. Ujungnya, pendapatan pelaku UMKM menjadi berkurang.
 Tak hanya bersandar pada kelonggaran kredit dari pemerintah, pengusaha UMKM juga bisa melakukan beragam terobosan dan strategi agar dapat bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini. Salah satunya dengan lebih mengoptimalkan platform digital dalam kegiatan pemasarannya. Dengan memanfaatkan platform digital, para pelaku UMKM akan memiliki kesempatan yang sama dengan pelaku usaha lain untuk menjual produknya. Pemanfaatan platform digital juga menguntungkan UMKM karena dapat menghemat biaya operasional. Selain itu, UMKM sebaiknya juga berfokus atau memprioritaskan layanan pada kelompok pelanggan yang loyal. Krisis akibat pandemi virus korona bisa menjadi ujian ketangguhan bagi pelaku UMKM sekaligus tantangan dan peluang. Kejelian pelaku usaha melihat peluang  dari setiap peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat menjadi kunci bertahan atau tidaknya UMKM  menghadapi tantangan ekonomi saat ini.
Sebenarnya jika kasus ini ditangani lebih baik mungkin tidak akan mengakibatkan sektor ekonomi terpuruk. Namun untuk penanganan Virus Corona di Indonesia ini dinilai kurang mendapat perhatian lebih. Sekalipun Pemerintah sudah berupaya penuh untuk menangani Pandemi Corona namun masyarakat juga harus bekerja sama untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang sudah dihimbau oleh Pemerintah juga, seperti jaga jarak, rajin mencuci tangan dan tetap menjaga kesehatan itu yang penting.



Senin, 28 Oktober 2019

Revolusi Industri 4.0, Ancaman dan Peluang



Era Revolusi Industri 4.0 ditandai peran teknologi mengambil alih hampir sebagian besar aktivitas perekonomian. Menyambut Revolusi Industri 4.0, pemerintah telah bergerak cepat dengan membuat peta jalan (roadmap) Making Indonesia 4.0.
Peta jalan yang diluncurkan awal tahun lalu sebagai arah yang jelas dan langkah strategis untuk menuju negara yang tangguh, guna mewujudkan Indonesia masuk 10 besar negara ekonomi terkuat pada 2030. Terkait langkah tersebut, pengembangan lima sektor industri manufaktur diprioritaskan pada awal implementasi Revolusi Industri 4.0.

Trend dan Inovasi Pemasaran via Digital Marketing 2019 yang Perlu Anda Perhatikan



Ketika masuk ke pemasaran online, sangat penting bagi organisasi bisnis untuk tetap di depan kurva sambil mengadopsi tren. Pakar pemasaran kami senang meninjau tren terbaru untuk melihat apa yang sedang hangat di pasar untuk melakukan perbaikan komersial. Kampanye pemasaran dan periklanan yang dilaksanakan secara efektif dapat melayani beragam kebutuhan bisnis apa pun dan juga meningkatkan permintaan layanan atau produk yang mereka tawarkan.
Di sini, di blog ini, konsultan pemasaran kami telah membahas beberapa teknik pemasaran digital terpenting yang harus diikuti pemasar tahun depan.

Manfaat Teknologi Informasi di Bidang Bisnis


Saat ini teknologi informasi bukan hanya berkembang dengan pesat, tetapi juga sering mengalami perubahan yang sangat cepat. Hampir setiap detik selalu ditemukan penemuan baru dengan tujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan hasil teknologi sebelumnya. manfaat teknologi nformasi pada saat ini tidak hanya dipergunakan untuk kepentingan organisasi saja, tetapi juga untuk kebutuhan individu. Bagi organisasi teknologi informasi dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif, sedangkan untuk kebutuhan individu, teknologi dipergunakan untuk kepentingan pribadiseperti mencari pekerjaan.
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini, bisa dikatakan teknologi informasi telah memasuki ke segala bidang, salah satunya dibidang bisnis. Bisnis tanpa adanya memanfaatkan teknologi informasi tidak akan bisa maju dan terancam bangkrut. Banyak pelaku bisnis yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung kemajuan bisnis dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

PENTINGNYA DAN PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP BIDANG MANAJEMEN



Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi termasuk bidang Manajemen.